Tanaman Pewarna Tekstil Alami dan Warna yang Dihasilkan

  • Femalegeek
  • Jan 27, 2022

Pada awalnya manusia menggunakan bahan alami seperti tumbuhan jenis pewarna tekstil. Begitu juga dengan jenis pewarna yang digunakan untuk mewarnai kain seperti linen, katun hingga sutera. Barulah pada abad ke 19 ketika revolusi industri mencapai puncaknya pewarna sintetik ditemukan. Pewarna sintetik kemudian menyebar dan mulai digunakan secara luas.

Pewarna sintetik perlahan tapi pasti mulai menggeser keberadaan pewarna alami karena penggunaan pewarna sintetik dinilai lebih efektif dan efisien. Industri tekstil di Indonesia kemudian mengikuti tren ini termasuk industri batik. Setelah abad ke 19, mulai banyak pengrajin batik yang meninggalkan pewarna kain alami dan mulai beralih ke pewarna buatan.

Saat ini, hanya sedikit jumlahnya yang masih tetap bertahan menggunakan pewarna kain alami.

Masalah Dalam Menggunakan Pewarna Sintetis

Pewarna sintetis tentu harganya lebih murah dan hasilnya lebih bagus. Hanya saja, berdasarkan penelitian dan jurnal yang dipublikasikan oleh Greenpeace penggunaan pewarna sintetik tidak ramah terhadap lingkungan. Selain itu pewarna buatan dianggap menimbulkan efek samping yang buruk terhadap tanah, air maupun udara.

Karena efek buruk tersebut, akhir-akhir ini marak penggunaan kembali pewarna alami dalam industri tekstil yang lebih ramah lingkungan. Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman hayati yang besar dengan potensi luar biasa dalam menyediakan tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan pewarna kain alami.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan terdapat lebih dari 150 jenis tanaman yang berpotensi menjadi bahan pewarna alami, tapi hanya sekitar 39 jenis saja yang sudah dipelajari. Apa saja tumbuhan yang banyak digunakan sebagai pewarna tekstil di Indonesia? Yuk Simak ulasannya

Jenis Pewarna Tekstil Alami dari Tumbuhan

Tarum (Indigofera Tinctoria)

Indigofera atau lebih dikenal dengan sebutan Tarum adalah tanaman khas dari Indonesia bagian barat. Warna alami yang dihasilkan oleh tarum adalah warna biru gelap (nila), warna tersebut diperoleh dari rendaman daun tarum dalam jumlah besar semalaman. Air rendaman kemudian direbus lalu dikeringkan kemudian barulah pewarna tekstil ini bisa digunakan sebagai pewarna kain.

Sebagai pewarna biru alami dari tumbuhan, Indigofera sudah sejak lama digunakan untuk mewarnai kain seperti denim misalnya.

Pinang (Areca Cathecu)

Pinang adalah salah satu jenis tumbuhan yang banyak tersebar di berbagai daerah Indonesia. Warna alami yang dihasilkan oleh tanaman dengan nama ilmiah Areca Cathecu adalah warna merah. Warna tersebut diperoleh dari proses penumbukan halus biji buah pinang tua. Tanaman ini dibudidayakan dengan cara ditanam, penanamannya juga membutuhkan waktu yang lama.

Karena tumbuhan ini mirip dengan pohon kelapa, untuk itu tanaman ini baru bisa dimanfaatkan ketika tanaman ini sudah cukup besar. 

Kulit Pohon Soga

Pohon Soga adalah salah satu pewarna alami batik dari tumbuhan yang sering digunakan dalam industri kerajinan batik. Terdapat 3 jenis tanaman asli Indonesia yang bisa menghasilkan warna ini yaitu Ceriops candolleana, Cudrania javanensis, dan Peltophorum pterocarpum. Biasanya yang dimanfaatkan dalam proses pewarnaan adalah kulit pohon tersebut.

Apa Kelemahan yang Dimiliki Pewarna Tekstil Alami?

Dikutip dari brainly, pewarna alami warnanya cenderung gelap dan tidak terlalu mencolok. Sehingga kebanyakan masyarakat saat ini lebih menyukai menggunakan pewarna buatan yang harganya lebih murah, mudah didapat dan hasilnya lebih menarik.

Selain itu menggunakan pewarna kain alami juga membutuhkan proses yang rumit dan tidak mudah.

Related Post :